Jumat, 14 Desember 2018

Mewujudkan Mimpi

Mimpi mungkin hanya sebagai bunga tidur. Namun banyak motivator yang menganjurkan kita berani bermimpi, bahkan untuk menguatkannya perlu ditulis atau digambarkan secara visual. Ketika awal bekerja di kantor pusat aku juga pernah ditantang untuk bermimpi membawa institusiku jauh lebih baik lagi.
Mungkin hal itu pula yang mengilhami anak kelimaku ini, sebelum tidur tadi sudah menggambarkan mimpinya dengan jelas. Keinginannya ada dalam gambar, bahkan detail sekali spesifikasi sampai harga yang diinginkan. Aku yang mau menciumnya malam ini sedikit terhenyak, kuat sekali keinginanmu lee ...
Coba aku cari kaleng celengannya, ternyata memang sudah penuh ... walaupun mungkin masih jauh dari cukup, tapi ikhtiar mewujudkan mimpi sudah dilakukan ... Semoga tercapai mimpi mimpimu lee ...

Jumat, 02 November 2018

Kolaborasi

Perpindahan tugas adalah hal biasa bagi seorang pegawai, dari daerah satu ke yang lain, dari posisi a ke posisi b, dari daerah ke pusat dsb. Namun kondisi tersebut sangat membutuhkan banyak penyesuaian bahkan kadang butuh waktu yang tidak sebentar.
Bekerja di daerah tentu sangat berbeda dengan kondisi di kantor pusat. Di daerah qt bekerja tinggal mengikuti arahan atau panduan dari kantor pusat atau pimpinan unit dengan sedikit penyesuaian sesuai dengan kondisi dan sumber daya di daerah. Hasil kerja pun bisa diukur atau diliat dalam jangka pendek dan akan menjadi kebanggaan apabila menampakkan hasil yang membaik bahkan menjadi terbaik.
Namun bekerja di kantor pusat sangat berbeda, ada tuntutan untuk membuat kebijakan atau arahan2 baru sesuai dengan perencanaan strategis organisasi. Hal ini membutuhkan banyak pemikiran bahkan perenungan serta membutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak. Kondisi tsb sering membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan kadang dianggap bekerja dalam diam, sibuk rapat sana rapat sini, bahkan tidak jarang harus lembur sampe malam, tetapi hasilnya ngga nampak dalam waktu dekat, sibuk bekerja, seolah2 diam karena tidak nampak hasilnya.
Ketika awal bekerja di kantor pusat, ada seorang teman yang ucapannya sangat terngiang ... "apa mimpimu yang bisa diwujudkan dalam organisasi ini ?". Mimpi ?, iya, kita di kantor pusat harus bisa bermimpi, membuat kebijakan strategis organisasi sesuai dengan tujuannya, jangan terkungkung alam nyata yg dibatasi peraturan atau kebiasaan yang ada. Wow ... bermimpi tentang organisasi segede ini ? suatu tantangan yang nggak ringan apalagi mudah, apalagi posisiku memang di perencanaan.
Waktupun berjalan, diantara kesibukan termasuk rapat sana sini, ada satu hal yang menggelitik ketika harus mengelola satu program strategis unit kami ... Program pengembangan layanan usaha atau disebut Business Development Service (BDS). Sebenarnya program ini sudah ada sejak 2016 ketika saya masih di daerah. Terus terang ketika di daerah saya hanya menjalankan sesuai dengan panduan, menyelenggarakan seminar kewirausahaan, begitu saja. Sekali kegiatan ya sudah lunas hutang targetnya, tinggal membuat laporan saja. Saya pahami ini hanya kegiatan penyuluhan biasa, kalo ada yg tertarik ya ditindaklanjuti dengan prosedur biasa, daftar npwp, bayar dan lapor spt. Dalam pikiran saya, kegiatan penyuluhan dan ekstensifikasi ya harus bisa menambah wajib pajak (WP) baru sekaligus menambah pundi penerimaan negara dari pajak.
Nah ketika menyadari program BDS ini adalah Program Strategis unit kami, bahkan menjadi salah satu program strategis Kementerian, maka saya menyadari bahwa saya harus merubah mindset pribadi sesuai harapan organisasi. Tidak mudah merubah mindset ini, saya harus bisa mengalahkan ego atau mindset yang selama ini tertanam kuat.
Dengan program BDS ini diibaratkan bahwa DJP tidak ingin mengambil ayam apalagi ayamnya masih baru lahir, tetapi DJP ingin merawat dan membesarkan ayam tsb sampai bisa bertelur, dengan harapan nanti salah satu telurnya akan diserahkan kepada DJP dengan ikhlas. Boleh dikatakan, dengan program BDS ini ingin menumbuhkan kepatuhan sukarela karena WP merasakan manfaat besar dari negara atau DJP. Program yang sangat mulia dan menjadi strategis karena yang disasar adalah UMKM yang jumlahnya sangat besar, tenaga kerjanya juga sangat banyak, peranannya buat PDB juga lebih dari 50%, tetapi pembayaran pajaknya masih sekitar 0.5% dari penerimaan pajak secara keseluruhan.
Awal menangani program ini banyak menemui kendala, dan terus terang kendala utama adalah merubah mindset, baik pribadi, pimpinan, rekan sesama di kapus dan apalagi teman2 di daerah. Rapat demi rapat dilakukan baik formal maupun informal, karena tak jarang harus ngobrol panjang lebar di selasar masjid atau bahkan sambil ngopi di tenda biru. Grup2 diskusi juga dibuat, chanel2 komunikasi dan kolaborasi juga dibuka. Walaupun penanggungjawab utama program ini adalah unit kami, tetapi beberapa unit lain juga sangat konsen membantu dan mewujudkan program ini, bahkan mungkin jauh lebih besar peranannya, karena direkturnya langsung turun dengan semangat yang luar biasa. Terimakasih pa Hantriono J Susilo, pa Yoga, pa Eddi Wahyudi, pa  Untung Supardi serta temen2 TPB, bu Aan Almaidah, pa Ary Festanto serta temen2 Dit P2Humas, juga Pak Tho di KPP Pondok Aren, dan bu Iin Khusnaini serta temen2 USP (UMKM Sahabat Pajak)nya juga para penggerak Rumah Kreatif BUMN. Terimakasih atas kerjasama dan kolaborasinya selama ini.
Tetapi memang harus begitu bekerja di kantor pusat, tidak bisa bekerja sendiri, harus mau menjalin sinergi, berkolaborasi, bekerja sama sesuai tusi dan kesampingkan ego pribadi dan unit. Sudah menjadi hal biasa berdebat mencari solusi, nggak perlu malu menerima pendapat orang lain, nggak perlu berkeras kepala ketika yg disepakati berbeda dengan pendapat pribadi. Ketika sudah menjadi keputusan apalagi sudah menjadi surat edaran Dirjen, maka harus disosialisasikan dan dijalankan dengan sepenuh hati.
Alhamdulillah, walau pelan, namun capaian program ini mulai nampak banyak kemajuan. Pekan yang lalu, salah satu Kakanwil memberikan dukungan yang luar biasa akan program ini. Saking bersemangatnya, sambutan yang direncanakan hanya 15 menit akhirnya berkembang sampai hampir 1,5 jam, luar biasa. Jadilah semua pasukan di wilayahnya diminta mensukseskan program ini. Beberapa hari ini, di acara yg lain juga mengalir dukungan dari beberapa eselon 1 dan 2. Bahkan puncaknya adalah dukungan dari Menkeu dengan Meneg BUMN yang hadir langsung teken MOU dukungan akan program BDS ini dari 5 BUMN besar. Rasa haru yang tak terhingga sampai tak terasa menetes air mata ketika hadirin bersorak gembira menyaksikan MOU yg ditanda tangani.   Meskipun masih berjalan lambat, tetapi langkah maju sudah mulai terlihat.
Semua kegiatan ini memang belum nampak hasilnya, tapi kolaborasi seperti ini harus terus dilanjutkan dan dikembangkan agar masyarakat, terlebih UMKM merasakan manfaatnya, mau secara sukarela menunaikan kewajiban pajaknya sehingga penerimaan negara juga akan bertambah. InsyaAlloh dengan sinergi dan kolaborasi banyak pihak  seperti ini akan membuat  negeri ini berkah, berkembang dan maju.

Rabu, 25 April 2018

Buku Pajak Bumi di Indonesia dari Masa ke Masa

Sejarah masa lalu bisa digambarkan dan terasa hidup melalui sebuah buku. Buku Pajak Bumi di Indonesia dari masa ke masa membahas tentang sejarah pajak bumi secara lebih secara mendalam, apa itu pajak bumi dan bagaimana perkembangannya dari sejak jaman kerajaan, jaman penjajahan sampai jaman kemerdeaan sekarang ini. Apa yang dimaksud Letter C, Mantri Klasir atau Girik bisa ditelusuri di buku ini.
Saya belum pernah bertemu bertatp muka dengan penulis buku ini, tapi menemukan buku ini dan membacanya, terasa bahwa penulisnya memang sangat mendalami profesi dan banyak terlibat dalam pengembangan profesi ini dimasa hidupnya. Tidak banyak berita atau tulisan yg mengulas tentang penulis buku tersebut, sehingga sulit mencari siapa dan dimana penulisnya. Tidak banyak memang tulisan ttg sejarah pajak bumi di media, sehingga terasa buku tersebut jadi legenda, bisa dijadikan rujukan siapa saja yang mau meneliti atau menulis tentang pajak bumi..
Namun pagi tadi (24 APril 2018) ada berita viral di grup kalangan para senior/ sesepuh Paguyuban Padjeg Boemi atas meninggalnya Bapak R. Sa'ban, penulis buku tsb.
Innalillahi wainnailaihi rojiun ...
Turut berduka cita atas meninggalnya Bapak R.SA"BAN di Yogyakarta ...
Semoga Almarhum diterima Alloh Swt amal kebaikannya, diampuni kesalahannya dan husnul khotimah. ... Aamiin ....
Almarhum R.SA"BAN adalah penulis buku Pajak Bumi di Indonesia dari masa ke masa, terakhir sebagai Kasubdit Pembaharuan dan Pengenaan pada Direktorat PHB/ IPEDA (Ditjen Moneter kemudian Ditjen Pajak) 1970-1976.
Semoga bukunya bermanfaat, suatu ketika pingin juga mengulasnya.